Minggu, 08 April 2012

Penalaran



Penalaran.

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode dalam menalar :

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Metode induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya,diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.Contoh :Rino suka bermain bola basket. Randy juga suka bermain bola baket. Ari suka bermain sepak bola. Dapat disimpulkan bahwa ketiga anak tersebut suka bermain bola.

Pendekatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namunfakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebutatau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yangdiajukan.Contoh :Niko suka bermain gitar. Ria suka bermain piano. Nina suka bermain biola. Dapat disumpulkanbahwa anak-anak komplek Pelita suka bermain alat musik.

Analogi

Penalaran Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogidapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkankesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.

Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.Contoh :

Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki,ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu,seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran,dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salingberhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalamkehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagaiberikut:a) Sebab akibatSebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebabkadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukankemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.Contoh :Belajar menurut pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh ilmupengetahuan. ³Pengetahuan´ mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuanmemegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yangmemiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.b) Akibat sebab

Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapidalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.Contoh :Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanyaterlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkanmembunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya oerhatian dari orang tua dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.3) Akibat-akibatAkibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa 'akibat' langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.Contoh :Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsungmenyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itupenyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan

Metode deduktif


Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Kamu bukanlah orang yang akan dipecat´.

Macam-macam Silogisme :


Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yangkategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor,sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.Contoh :Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekalPremis Minor : Socrates adalah manusiaKesimpulan : Socrates tidak kekal

Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannyamembenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.Contoh :Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.Premis Minor : Air tidak ada.Kesimpulan : Manusia akan kehausan.

Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akanmenolak alternatif yang lain.Contoh :Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimem

Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani ³en´ artinya di dalam dan³thymos´ artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkanpembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilanganbagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah"enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap daribentuk selain silogisme. Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikanberpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.Contoh :Rumus EntimemPU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.PK : Nyoman pegawai yang baik.S : Nyoman tidak pernah datang terlambatEntimem : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik

Rantai Deduksi
Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem.Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapabentuk silogisme yang tertuangdalam bentuk-bentuk yang informal.Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar,sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumenorang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapatmemperbaikinya, baik kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis ataukonklusi-konklusi deduksi yang salah.


Sumber :http://utlia.wordpress.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar